Kamis, 21 November 2013

Pengemis

kadang, untuk bisa berdiri di kedua kaki yang letaknya besilangan harus memiliki kekuatan lebih menopang tubuh..apalagi yang tak punya kaki..
semalaman menceracau dalam mimpi buruk.. hari ini sedikit merenung dan lagi-lagi mataku becek, meski diawali dengan binaran-binaran tak enak.

baru sadar, untuk sampai diposisi yang begini sekarang dan begitu kemarin..tidak pernah memikirkan mana yang lebih tinggi, hanya saja cukup sadar bahwa peran orang lain lah yang membuat aku yang kemarin dan aku sekarang, tetap berada dibawah.. tetap sama seperti kemarin, yang sangat menyedihkan adalah, ketika semua mata mendapatkan hal yang sangat terlihat, nampak luar biasa pada aku..tapi sebenarnya bukan..tidak. jika  kalian tahu bahwa aku berada di tempat orang2 hebat itu..maka akulah yang paling rendah penghargaannya..akulah orang terakhir yang keistimewaannya rendah. kemampuannya rendah dan aku yakin ini bukan obat untuk mataku yang sedari tadi berkaca-kaca.. hanya saja kalimat dan kesadaran begini merupakan bahasa menemani. setidaknya logikaku tidak sendirian sakit, karena hatiku juga ikut menemani phobia nya.

katanya, kata seorang teman hidupku begini semalam ' kau tahu, kenapa para profesor itu dianggap kompeten?? bukan karena mereka hebat karena ilmu mereka. tapi mereka juga mampu mengalahkan emosi , mereka,.perasaan direndahkan dan hati yang dipukuli'

diakhir kalimatnya yang banyak ada kata maaf disana, aku mengerti dia tidak bermaksud meninggalkanku. terimakasih untuk semuanya.

sesuatu yang tidak bisa kita duga, aku dengan sangat mudah ada disana dan disini..tapi apa kalian tahu, untuk berada di tempat satu dan dua atau ketiga.. aku bisa saja disana dengan berjalan memakai sandal biasa yang diberikan orang lain padaku. sedang disana, tempat yang aku tuju.. mereka semua memakai sepatu atau sandal bertali yang mereka beli sendiri. bagaimana perasaanmu ketika jadi aku? deddy long legs, aku fikir aku punya hal semacam itu dalam hidupku. deddy long legs..

aku sudah mengalami, ini, dmana semuanya terlihat mengemis selain pada Tuhan.. hhh..mengemis selain pada Tuhan.

Sabtu, 09 November 2013

episode 2

apa kabar?? pagi ini, memulai semuanya dengan menyeruput sereal coklat, diluaran titik-titik hujan masih bergelayutan, kaca jendelaku masih sangat buram sisa tangisan langit semalaman yang benar-benar berisik minta didengarkan. aku rasa, para langit bertengkar semalaman, dan mereka sibuk memintaku untuk mendukung mereka satu per satu. aku harap malam ini mereka tak lagi bertengkar, hingga aku bisa tertidur.

*
" paket A ya mbak, seperti biasa" wanita yang ramah ini, tubuhnya langsing, cantik,berseragam merah putih dengan motif kotak-kotak pada bagian bajunya menyiapkan pesanan makan malamku disalah satu supermarket

" oke, thank you"
aku membalasnya dengan senyum lebar.

seperti biasa, mereka memutarkan lagu-lagu romantis yang ringan didengar. aku sudah sangat hafal dengan urutan lagu yang akan diputar. aku menikmatinya, suasananya tidak begitu ramai. hanya ada beberapa orang yang duduk dimeja makan. para remaja berseragam sekolah, pria dewasa yang diperkirakan se usiaku, beberapa wanita dengan dandanan formal layaknya seorang karyawan perusahaan.

"makan disini lagi?" seketika aku menoleh, kudapati pria dengan postur sedang, kulit kuning langsat, tersenyum ramah, seketika otakku memutar-mutar bagian-bagian memorinya yang aku harap aku biosa menemukan wajah itu dengan suara yang kurasa aku mengenalnya.

"kenapa? minggu lalu waktu sarapan..., inget?" wajah itu, wajah yang bersih. harum yang membuatku ingat dengan suatu pagi menyenangkan.


"oh..mas nya. apa kabar?" aku lega, akhirnya aku mengingatnya.

"baik, o ya, saya disini lagi ya. semua meja, sepertinya sedang penuh" dengan santai iya meletakkan makanan dan minumanya di hadapan makananku, kami berbagi meja saat itu, meja yang aku pilih meja untuk berdua yang kursinya saling berhadapan. sedang kulihati sekitar, ternyata benar, semua meja penuh dengan 2, 3. 4, bahkan meja besar sudah penuh. dan aku, hanya aku yang tersisa. aku kemudian berfikir. jiuka aku jadi pria ini. pria berbaju biru muda ini juga, aku akan melakukan hal yang sama.

"o, ya. by the way. kita kebetulan ketemu lagi ya"

"hmm, kalo sekali lagi. mas nya harus kasih saya gelas cantik"

"hahahaha.. bener juga. ok deh, berarti saya harus beli gelas cantik setelah ini kelantai 2"

"bencanda" aku juga terseyum sambil tertawa ringan.

obrolan yang akrab, aku merasa nyaman, kami terus makan dengan santai. dan aku juga masih menikmati lagunya, sesekali aku akan menebak lagu berikutnya, dan pria muda didepanku itu terlihat akrab, dengan hanya senyum dan meng-iya-kan dengan antusias.

ditengah-tengah perbincangan, terdengar suara handphone.

halo, oh. iya. ok. iya sekarang. tunggu disana

wajah itu, terlihat berubah nuansa yang aku tidak kenapa sangat aneh. sejurus kemudian dia terdiam. aku bahkan tidak berani bertanya apa-apa.

"sorry ya, saya duluan"

"oh, iya. ok" aku sedikit kebingungan dengan sikap itu, sikap dingin yang berbeda. aku juga merasa khawatir, di otakku sedikit munafik ingin bertanya-tanya apa yang sedang terjadi memangnya meski aku sibukkan untuk menyuruh otakku diam.

*
akhirnya perasaan bosan yang sedari tadi ku tahan berakhir dengan beranjaknya aku dari tempat duduk itu, harum parfum itu. aku jadi penasaran untuk mencari merk apa. aku kemudian kelantai 2 untuk berjalan-jalan dan berkeliling mencari beberapa barang dan makanan ringan. disudut sana, entah kenapa. aku menemukan gelas-gelas cantik. lagi-lagi teringat pria itu, pria yang duduk dihadapanku tadi. pria yang aku bahkan tidak tahu namanya. aku benar-benar berharap bisa bertemu dengannya lagi.

to be continued..

Jumat, 08 November 2013

episode 1

salah satu doaku padaNya adalah.. agar aku dicintai. aku kini mengerti, ternyata memang aku sudah mulai dalam proses dicintai mungkin. aku hanya berfikir tentang bagaimana menerima, padahal,..ketika kita banyak mencintai, maka kita akan banyak dicintai..jadi me- daripada di itu akan membuat hidup jauh lebih berkesan.

suatu pagi di salah satu supermarket dekat tempat tinggalku yang aku akan menghabiskan sarapan pagi disana, suasananya nyaman dan menurutku cukup. Minggu pagi, aku bahkan hampir lupa dengan hari. mataku tertuju pada ibu dan anak perempuannya yang jika aku perkirakan usianya adalah usia belasan, usia-usia remaja. kau tahu, aku sedari tadi melihatinya dengan banyak sekali kalimat dan komentarku disana. dia cantik, wah..dia bahkan tidak melihat sekitarnya karena sibuk mengobrol dan sesekali ia menampakkan wajah kesal manja dan kemudian tertawa tipis manja. aku rasa, ia sangat bahagia. aku akui..aku iri. 

karena terlalu sibuk melihati fikiranku yang mengobrol satu sama lain, aku jadi tak sadar ternyata ada seseorang disampingku yang ketika aku menoleh, kudapati ia sedang melihatiku keheranan. itu terlihat dari kerut keningnya yang berlipat-lipat dan satu alis mata yang berjungkit keatas. lalu aku hanya senyum kemudian buru-buru menghabiskan makananku dan menyeruput kopi hangatku. 

"lagi mikirin apa mbak?" suara itu terdengar sedikit mengejutkan dari seseorang yang harusnya meninggalkan meja makannya karena bertemu dengan orang sepertiku, ditambah lagi dia sudah mendapati keheranan dengan sikapku yang tanpa aku sadari aku ternyata senyum-senyum sendiri.

"eh, ga mikirin apa-apa kok mas" jawabku sambil tersenyum tipis dan menoleh sekilas tanpa melihat wajahnya dan kembali sibuk memutar-mutar cangkir kopi yang sudah mulai dingin.

"sering sarapan disini?"

"setiap hari minggu, tapi kalau hari-hari lain tidak tentu, mas. mas nya?" aku mencoba untuk mengakrabkan diri pada suasana asing itu

"baru kali ini, tempatnya enak, makananya simple. jadi bisa langsung balik ke kantor kalo udah selesai"

"oh.." aku hanya menjawab itu, satu respon dengan satu kata yang membuat suasana hanya dipenuhi dengan lagu itu, lagu yang aku suka dengan lirik yang membahagiakan. aku yakin, aku tidak hanya senyum-senyum sendiri karena mpelihat kemesraan ibu dan anak perempuannya yang cantik, tapi juga karena lagu ini

"saya duluan ya" laki-laki itu akhirnya beranjak dari kursi disebelah kiriku.
"oh, ya" dengan canggung aku membalas pamitnya. wangi parfumnya masih tertinggal di meja kami tadi, wangi yang khas. aku sepertinya belum pernah mencium yang seperti itu tadi.

matahari mulai memanas, aku rasa benar-benar harus pergi dan menulis lagi dikamar itu. kamar yang aku lebih banyak didalamnya, tempat tinggal yang kecil. tapi lumayan nyaman untukku, sekarang saatnya aku membayar tagihan sarapanku
sebelum aku sampai dihadapan kasirnya dan membawa struk bill ku, gadis cantik yang berseragam merah putih dengan motif kotak-kotak itu sudah tersenyum ramah dan merapatkan telapak tangannya saling berhadapan pertanda salam. 

"pagi mbak.." dengan senyum ramah juga aku menyapa dan sejurus kemudian aku menyodorkan uangku

"oh, maaf mbak. bill nya sudah dibayar" eh, aku bingung.

"dibayar sama siapa mbak?"

"sama ibu-ibu yang duduk di depan mbak tadi, yang berdua bersama anaknya"

"oh..wah,..makasih ya mbak"

"sama-sama mbak, selamat datang kembali"

wah..kau tau, aku merasa ibuku sedang melihatiku sedari tadi. aku hanya tersenyum dan kemudian kembali pulang.

to be continued... ^_^