Rabu, 15 Agustus 2012

Abstrak

Karena kami di besarkan tanpa ibu


Setiap usia mampu membenarkan dan menyalahkan apa yang terletak salah dan sebaliknya, jika memandang bahwa setiap ungkapan marah adalah belasungkawa terhadap diri sendiri
ya, Benar katamu hidup itu bukanlah automatically, tapi perencanaan didalam perencanaan. jika semua muaranya pada bahagia dan bangga, sungguh, itu semua hnya bahasa kepuasan. adakalanya semua yang dinyatakan puas dan tidak puas sebenarnya sama.jika aku berkata aku puas terhadap semuanya.. ya, aku cukup puas.

aku punya segudang prestasi yang tidak semua orang didunia ini miliki, aku punya banyak orang yang berharap aku ada dalam kehidupannya, baik yang terasa mendalam maupun hanya picisan. mereka teman dan sahabat-sahabat terindahku, aku punya mereka sebagai kebanggaan yang tak ternilai adanya. tapi hebatnya masih banyak kesepian yang menginginkan aku meski ramai padat menghiruk segala nafas dan otakku hingga jadi berantakan.

Katamu aku tanpa ibu, ya. aku tanpa ibu..tapi aku punya kau, kau, dan kau lainya.. aku punya cinta di angan dah hatiku. bahkan akupunya kekasih disekelubung jantung dan nafasku. tapi aku juga punya acuhan jiwa yang sedang sakit tak terkira. menapak keungu-an dan menjelaga segala abu-abu, entah bagaimana rasanya itu.

Tuan, adakah yang kau ingin tunggu selain balasan surat kecilmu untuknya yang hingga seribu musim pun tetap kau tulis meski entah dimana..

beberapa kesempatan kau ceritakan padaku liintasan-lintasan kematian dan indah yang perpaluh seru.
bukan hanya memorial, tapi hanya kicauan yang berpadu satu.

ini abstract sungguh.

kepada ingin yang tak tergapai, pada rindu yang meraja, pada hati yang menyeri, biarkan sajalah.. bukankah semua itu kepuasan..tanpa yang membelai..hingga tak tau bagaimana membelai karena tak pernah tau apa itu terbelai..

kepada asa yang membuncah tapi menepi sejagat, berlabuh dipelabuhan yang mengaram kapal..
aku tetap menganggapnya biasa.. tanpa yang ada diperaduan..hingga tak tau bagaimana ada diperaduan yang hangat dan nyaman..

Kepada hikmah yang salah, sehingga menghina berlari sampai dermaga yang membingungkan, mematahkan semua kenangan dan indah dahulu.. tanpa tau sakit membuang rindu, tanpa tau miris menghantarkan pecahan hati, tanpa membuai lagi lembut dari tangis yang layak ada dalam singgasana kereta cinta..

Kepada kalian yang usang menjewantahkan aku dan mematahkan seribu alasan atas aku..kau benar, karena aku..tanpa ibu..

meski semuanya sekarang adalah menjelaga. kau memang benar mawarku..kau memang harus dan selalu mematahkan seribu bahkan sejuta alsan untuk membenciku..kau bahkan harus menelan segala terjemahan yang logistik adanya tanpa parau lagi dan lagi.