Jumat, 27 September 2013

Gemetaran..
aku menulis ini..sambil tidak kuat rasanya gemetaran sampai kek sumsum..aku, sedang sangat sangat tidak tahu kenapa.awalnya hnya ingin membuat hati baik2 saja. tp akhirnya skit lagi dan lagi.aku sdang kesakitan. sangat kesakitan. kesakitan..anggun..wahyu..aku kesakitan sangat..apa kalian baik2 saja?? apa kalain baik baik saja?
aku tidak..sangat tidak.. hatiku memar lagi..hatiku..memanr lagi..aku. sangat kacau..sangat kacau sangat.apa kalian baik2 saja? apa kalain baik2 saja? apa kalian baik2 saja..anggun..wahyu..wahyu..aku ingin memelukmu sangat nangis sejadi-jadinya sampai hilang ingatan. anggun.. aku ingin bernyanyi sampai nangis yang sangat hebat dan suaraku jadi parau
kalau saja tidak disini.aku akan benar2 melebur..kalau saja tidak disini..aku akan sangat sangat dan sangat sulit berpura-pura
Wahyu..bukankah kau bilang, ni akan berakhir sampai bosan?? wahyu..bukankah kau yg mengajariku untuk menikmati saja.. nikmati saja nikmati saja.. tap yu..ini bukan kenikmataan. bukan kenikmatan, tapi..ini sangat menyakitkan snagat sekali. wahyu. agbagaimana aku tidk memutuskan untuk kabur saja..hidup dengan segalanya yng tak ada dan kosong.
wahyu..bukankah kau bilang biar saja..lalu aku bilang..ada ALLAH.. ada ALLAH..ada ALLAH...
anggun..katamu jalan saja bukan??? katamu jalan saja bukan?? aku..jawab bukankah kita terlahir sendirian? bukankah kita terlahir sendiri?? nanti..pun tidak ada yang mau berteman ..sungguh..tidak ada yang mau berteman denngan kita tidak ada..apa kau baik baik saaj?
anggun..aku ingin melihat matahari tenggelam dan terbit..aku ingin ada dipuncak tertinggi..selamanya ..tidak mau hanya begini saja..hnya segini saja..Anggun.aku rindu kau..wahyu..bisakah aku memelukmu?? kalian berdua..apa kalian baik2 saja?
aku..sangat tidak baik2 saja..toong aku..kumohon tolong aku .. aku tidak ingin sakit begini nggu..yu..

Sabtu, 21 September 2013

Cinta Monyet 4

" ayo De, cepetan..udah mau deres ini" aku sedikit meneriaki teman priaku yang aku bahkan tidak menganggapnya pria
" iya bentar, cerewet!" terdengar sahutannya di samping kananku.
kami terus berjalan agak cepat dan sesekali berlari-lari kecil menyusuri rel kereta api sore itu. sesekali aku kelelahan dan meminta temanku si Ade itu untuk jangan cepat-cepat berlarinya. tapi, hujannya semakin deras, dan aku benar-benar keletihan berlari. sedang pria tinggi kurus itu, masih saja meninggalkan langkahnya menjauhiku. aku berjongkok dengan menumpu kedua tanganku kelututku dan merasakan hujan dipunggungku. saat itu, hujannya kasar memukul-mukul punggungku. tapi tiba-tiba

di bawah pandanganku, sepatu hitam berdasar kain itu, sepatu yang sedang trend di tahun 2000 an

" nih pake, makanya buruan!" seketika aku terkejut, mendongak dan perlahan berdiri sambil memegangi kain tebal yang menyelimuti bagian atas tubuhku, aku kaget. kenapa dia bisa jadi seperti laki-laki begini?

aku tetap berlari-lari kecil sampai pada penghujung jalan aspal, gang yang sempit yang bisa kita tapaki selain rel kereta. aku masih saja berada dibelakangnya Ade, sambil memutar-mutar otakku tentang teman priaku itu, dan aku sama sekali tidak menghiraukan kucuran hjan membasahi semua yang menempel ditubuhku, jaket jeans abu-abu itu, milik ade, dan dia memberikannya padaku agar aku bisa menutupi kepalaku setidaknya. 

"kita mau neduh ga?" suara itu membuyarkan pemikiranku seketika. 
"boleh" jawabku singkat dan agak ragu. beberapa langkah kemudian, kami berteduh, kami berdiri menyampingi satu sama lain di depan teras gudang kosong. aku sesekali melihatinya, melihati kucuran yang sedari tadi sibuk diusir dan disapu oleh jari-jari panjang teman priaku itu. aku lupa memperkenalkannya, namanya Ade Putra, teman SMP ku. 3 tahun bersama dikelas yang sama dan hari itu kita mengadakan reuni SMP, sedang kebetulan, rumah kami searah, kami mengarah halte bis yang sama dengan arah bis yang berlawanan.
keadaannya sangat aneh, canggung, aku merasakan suasana asing, dan aku memutuskan untuk tidak membuatnya aneh dengan diamku dan dengan kecanggungan yang aku rasa hanya aku yang merasakannya.

"De, abis ini mau kemana?" aku menoleh tegas padanya, aku mencoba mencairkan suasana sambil meretas jaketnya yang sangat basah dari pada seluruh pakaianku

"Pulang aja, mau tidur. dingin. kamu mau kemana?" dia menjawabku dan menoleh padaku sekilas dan terus memandangi langit dan tampak kedinginan.

"aku juga mau pulang aja, o ya, gimana SMA 6? banyak temen?"

"biasa aja, agak males gaul sama mereka, kamu gimana?"

"wah.. SMA ku baik, temen-temen juga ..baik-baik, mereka itu pas banget untuk aku De, suka sastra ga jelas.." sementara aku menceloteh tentang diriku, seketika aku sadar kalau teman priaku itu benar-benar tidak memperhatikan pembicaraanku entah sejak kapan. dia hanya sibuk menerawang jauh sekali entah sampai mana pandangannya.

"ujannya udah berenti, ayo De, udah sore" ajakku sambil membuyarkan semua lamunan temanku itu dan berlari-lari kecil lagi menuju halte bus.
arah bus yang akan kami naiki berlawanan, aku menunggu bus dihalte sebelah kiri, sedang Ade harusnya ada disebarang halteku.

"eh, tuh bus kamu De" aku gemetaran kedinginan dan merasa bersemangat karena setidaknya salah satu diantara kami sudah bisa naik bus untuk pulang.

"nanti aja, aku nunggu kamu dulu"
aku baru ingat, jaketnya ada padaku, masih tertanggal kedua bahuku sedari tadi.

"oh, ini ya? nih, makasih banyak ya De, meski seharusnya kamu pake aja. pulang gih buruan" aku dengan sigap mengulurkan jaket yang basah kuyup dengan tetesan-tetesan hujan di setiap ujung bawah jaket abu-abu itu dan mnyuruhnya segera pulang.

"nanti, aku nunggu kamu dulu" keningku mengernyit dan sampai sekarang masih belum bisa percaya, seorang Ade, teman pria SMP ku. tidak seperti dia, dia seperti laki-laki. pria yang bukan lagi polos.

"tuh, bis kamu. hati-hati. naik gih"

"kamu?"

"aku nunggu bis selanjutnya aja" nadanya sambil tersenyum, dan aku melihatinya dari kaca belakang bis yang perlahan-lahan membuat sosok laki-laki tinggi dan kurus itu menghilang dari melihati kepergianku.

dan sepanjang perjalanan menuju rumahku, aku benar-benar terpukau dengan sikapnya, sikap seperti pria dewasa, yang mencoba memperlakukan wanita dengan layak dan berharga. perasaan ku cukup senang dengan itu. tapi, setelah hari itu. aku benar-benar tidak bisa bertemu dengannya lagi sampai sekarang. 

Kamis, 05 September 2013

Cinta Monyet Si Anggrek


KATANYA “ Sesak!”

Kami menjalani aktifitas seperti biasa, menanggapi orang-orang yang menggoda kami. Haha Dan saling memanasi.
Kau tau, dia pernah menyukai salah satu temanku. Tapi kemudian dia ditolak, singkatnya banyak orang mengira kami jadian, apalagi kami tetap pulang bersama setiap pulang sekolah..
Ya.. dia geng ku. Aku banyak mendapat laporan dari teman sekelasnya, bukunya penuh dengan nama dan puisi untukku. Aku pun menulis puisi untuknya tapi lupa seperti apa.
Entahlah.. aku hanya merasa bahagia saat itu menjadi rahasiaku, tapi aku mulai merasa cemburu saat orang lain tau jika aku suka padany dan jantungku berdetak jika aku bertemu dengannya saat dia tau aku punya rasa padanya.
Hey, luar biasanya, kami biasa saja.. hanya teman-teman yang gregetan. Mereka memaksanya untuk mengatakan apa rasanya kepadaku dan dia hanya menjawab sesak.
Kau tau, kami mengalami debaran yang sama, tapi tidak dalam waktu yang bersamaan. Moment terakhir adalah saat turun gunung. Semua sahabatku tahu dia akan menyatakannya padaku, sehingga mereka meninggalkan kami berdua dibelakang. Tetap menuruni gunung itu bersamanya, taaapi diaaa hanya diam dan pucat, sedang aku tidak merasakan apapun. Dan dia tidak mengatakan apapun. Pengakuannya pada semua temanku   bahwa dia berdebar hingga tak mampu berkata.
Semua memberikan selamat dan ucapan salut padaku karena bisa membuatnya jadi begitu.
Hey! Kau tau mengapa aku tak lagi merasakan  apapun saat turun gunung? Kenapa dia sesak ketika diawal?  Karena aku sudah rela dan terima atas perasaan yang membuatnya sesak “ cinta Eva dan sayang Anggun sbg sahabat” walau Eva menolaknya dan mungkin dia pernah berfikir aku ada dihatinya, tapi aku memutuskan untuk tidak. Berakhir disana.
Kemudian kutemui Eva, hey.. kau tahu sebenarnya Eva juga suka padanya. Waktu itu hanya mis-comm. Aku membantu mereka bersama. Kau tau apa yang dia lakukan? Dia menungguku SMA di Bandar Lampung untuk jadian. Orang-orang heran kenapa dia tidak pacaran padahal banyak  yang suka padanya, karena dia menungguku.
Ya, dia menungguku untuk pergi hingga dia tidak membuatku sakit hati karena ia cinta Eva dan sayang Anggun. Mulai sejak itu, aku berjanji tak akan menyukai sahabatku lagi.
Sampai saat ini, dia masih menyimpan semua memori bahkan lembran-lembaran puisi, dan aku melupakan semuanya! Jelas..dia mengenang bahwa dia dicintai..sedang aku?? Aku sakit, hingga rasa rasa takut mencintai itu cukup lama dirasa. Dan aku pun tak pernah lagi berdebar. Bahkan pada Beri yang jelas menginginkanku, pada orang-orang yang aku sering celotehkan padamu juga, apalagi pada orang yang sering menjadi rujukanmu padaku itu..yang bahkan tidak terjadi apapun dan aku tidak mendapatkan apapun .. J

Cinta Monyet 3

Tetangga yang aku tidak tahu namanya

teringat ku teringat pada janjimu ku terikat hanya sekejap kuberdiri jika kaulah sandaran hati..

masih ingat dengan lagu yang ini? LETTO..SANDARAN HATI. wah..sepertinya cinta monyetku g lepas dari syair ya..

pria yang satu ini.. aku fikir dia makhluk jadi-jadian. setiap pagi aku melihatnya diatas kursi roda. perawakan yang baik, melihati udara yang biru dan menghirup langit sejuk. dia membuatku berfantasi, kau tau seakan akan dia ada di sebuah taman yang hanya ada dirinya sendiri dengan pemandangan indah dan alam yang damai tanpa patah hati, sakit hati, pengkhianatan atau hal-hal jahat lainnya. 

aku tidak tau sejak kapan ia berada dan tinggal di depan rumahku, saudara kakek ali kah? (yang punya rumah namanya pak Ali) tapi, lumayan cakep. tapi kenapa ada diatas kursi roda? apa lumpuh? atau jangan-jangan g punya kaki? wah semakin penasaran dengan pria yang satu ini..akhirnya aku sedikit menyapanya

" permisi ka, saudaranya pak Ali ya?" wajahku terlihat normal dan biasa saja saat itu
" oh, bukan.. saya lagi berobat disini. nih kaki ada-ada aja. pake retak segala"
jawabnya sambil senyum ringan, wah..kakak yang satu ini kenapa keren sekali..tersadar dari lamunanku yang g lama.
" emang kenapa bisa retak ka?"
"dicium mobil"
wew, aku tak menyangka dia sesantai itu. baiklah..saat itu aku memutuskan untuk berlalu. lagi pula. aku tidak tau harus bertanya apa lagi saat itu..gadis kecil yang berusia 15 tahun, memakai baju hitam, short pants hitam juga..aku rasa dia tak tertarik berbicara padaku.

setelah itu, aku tidak melihatnya lagi..dia sepertinya sudah tidak tinggal dirumah kakek ali lagi.. tapi, entah kenapa, saat itu. ketika ada lagunya LETTO yang sandaran hati..aku langsung teringat pria dewasa dengan wajah tirus dan kulit putih postur sedang itu. 

Cinta Monyet 2

SMP.. Sekolah menengah atas.. ni waktu-waktunya aku gaul. jadi seprtinya dipersembahkan dikalimat apa adanya saja ya..

kaamu. seperti hantu. terus menghantuiku.. kosong yang hanya kurasakan..kau..telah tinggal dihatiku..
didalam ke ramaian aku masih merasa sepi..sendiri memikirkan kamu..

na na...na...na..

saat itu hal yang aku lakukan pertama kali di sekolahku yang sangat ku tak kuinginkan.. menyanyi karena aku dapat hukuman saat MOS. bagaimanapun sudahlah.

"beuh bagus juga ya suaranya, sampe kayak hantu" hahahahhaha.. sorang kakak kelas yang tidak ganteng itu nyeletuk. sambil tertawa terbahak-bahak. sampai aku
" sekarang coba kamu tembak nih kakak yang ada disebelah kakak, harus sampe diterima" uh..lagi-lagi harus dihukum nembak kakak kelas lagi. bete deh.. :( 

dengan langkah meragukan dan benar2 malu..
" ka, kakak harus nerima saya. jadi pacar kakak" aku bahkan tidak melihat kakak kelasku itu tepat diwajahnya
" begitu ya? memangnya kenapa kalo saya g terima?" dia terdengar santai saja ditempat duduknya.yang hanya aku lihat adalah celana pendek diatas lututnya yang kuning langsat.
" ya, nanti saya kena hukuman lagi"
" kamu harus bilang kamu suka saya dulu" hih! nih kakak tingkat juga blagu banget yak. 
" saya suka sama kakak, jadi g ada alasan untuk g nerima bunga ini" aku menyodorkan bunga merah muda yang aku bahkan lupa namanya.
" yaudah..saya terima. berarti kita resmi pacaran yah dari sekarang?" gubraks!
apa-apaan dia? memang siapa dia. ya tuhaan..ayolah segerakan hari ini.. hanya itu yang ada di benakku saat itu. kakak kelas yang kurang kerjaan.

dengan berlalunya waktu, akhirnya dapet baju baru..dapet teman-temen yang banyak..dapet pengalaman yang lumayan..
" mau ikut apa? ada pramuka, ada sanggar seni, ada olah raga. itu yang terkenal disini. mau yang mana?" suara itu terdengar tidak asing..seketika aku menoleh, sepertinya wajahnya asing.
"eh, kayak sanggar seni aja deh. g bisa olah raga dan g suka panas" aku menjawab laki-laki itu dengan santai dan langsung segera mengalihkan pandanganku pada f\daftar nama-nama siswa yang sudah terdaftar dalam ekskul.
" oh.. namanya siapa? kok masih belum kenalan sih? kita kan udah resmi pacaran.." wah .aku baru ingat ternyata dia..dia kakak kelas yang waktu itu..yang membuatku malu waktu itu..ihg. aku menatapinya yang berdiri menyampingiku. dia bahkan terlihat senyum-senyum sendiri sambil membaca daftar nama di papan yang tidak begitu tinggi untuknya..jadi dia tidak usah mendongak seperti yang aku lakukan.
" kakak ini yang di MOS ya? waktu itu kan g beneran" dengan nada panas, gugup, marah, bingung. sepertinya campr aduk.
" hahhahaaha..Aduh.. becanda kaliii. yaudah lanjutin deh. kakak pergi dulu" nadanya yang begitu santai bahkan dia tidak menoleh sedikitpun padaku ketika membalas pertanyaanku saat itu. dia  membuatku semakin..semakin menarik nafas tak beraturan sambil melihati punggungnya yang lama kelamaan lenyap dari penglihatan mataku.

sejak saat itu, aku tidak melihatnya lagi. dasar picisan, perasaan cinta monyet yang menunggunya muncul tiba-tiba seperti film-film teenlit atau novel2 remaja, eh kebaliknya. hehe. tapi, aku rasa..dia mendengarku suaraku saat hari perpisahan. bagaimnapun, aku adalah salah satu yang mengisi acaranya dengan lagu itu, lagu yang tidak ada cinta-cintanya. tak ada sedih-sedihnya. haha.

Cinta-Cinta Monyet 1

entah kenapa..aku ingin saja menulis yang satu ini, mendengar lagu- lagu lawas..
membuatku teringat akan beberapa suasana..dan lagi- lagi aku tidak bisa mengingat wajah- wajah didalamnya. siapa yang sangka bahwa aku, mulai disukai pria mulai dari kelas 5 SD. bagi anak- anak seusiaku pada generasiku.. aku termasuk wanita yang responsive.

5 SD. Aku lupa nama panjangnya. Dia teman satu tingkatku, Aku kelas B dan dia kelas A. Awalnya aku sama sekali tidak mengenalnya, aku adalah anak yang introvert di sekolah, aku bahkan tidak punya teman, aku tomboy sekali. bahkan aku pernah membuat seorang teman priaku terluka di bagian wajahnya, tepatnya diatas pelipis dan di pinggir mata kananya, tak tanggung-tanggung, aku kesal padanya dan aku menusuknya dengan pensil yang sangat runcing. jadi deh dia berdarah- darah sampai dilarikan ke puskesmas saat itu aku jg ketakutan, tapi entah bagaimana urusannya. aku masih bisa bersekolah disana. aku juga pernah menusuk temanku yang sangat suka mengganggu teman- teman perempuanku. jadi aku akan pernah meninjunya di bahunya. haha..aku senang mereka jadi takut padaku.

tapi suatu hari, aku tidak tahu bagaimana bisa dia melihatku berbeda. Namanya Andi, di kelas 6 aku masuk kelas A. entah karena apa. mungkin agar aku bisa berteman dengan yang selain musuhku di kelas B. hahah.. dia adlah orang yg tidak pernah bicara padaku satu katapun. aku fikir dia takut padaku. tapi, suatu hari sialnya, aku memiliki jadwal piket pagi bersamanya dalam 1 minggu. ;lagi- lagi dengan bodonh nya dia tidak pernah sekalipun menjawabku bahkan melihatku. apa?? dia bahkan selalu menghindariku. aku tanya padanya,
" eh, Andi kan nama kamu? apa kamu takut sama aku?" sambil memegangi kemoceng dan menghadapnya yang sedang menyapu tak bergeming sedikitpun.
" eh, saya emang punya salah sama kamu? kok kamu g pernah jawab? kenapa?" aku benar- benar kesal. sebenarnya kenapa dia? apa dia benar-benar tak suka padaku?

suatu hari, tetap dengan hari- hari yang sama disekolahku, aku suka bolos di hari sabtu. karena hari sabtu adalah hari ketrampilan, dimana siswanya hanya menjahit dan menjahit. aku tidak suka. jadi deh aku tidak pernah masuk, sampai pada semester menjelang ujian, ibuku dipanggil karena aku bolos setiap minggu. hahahah.. *( ma.. maaf, ^_^ )

" hey, emang lo g tau? dia kan dari dulu suka ama lo? " teman sekelasku yang tertua di sekolah itu, aku masih ingat rambutnya yang kriting pendek. tapi aku lagi- lagi lupa namanya. dia berbisik padaku.

" masa? gw fikir dia benci sama gw gara- gara gw aneh"
" ngga, dia sendiri yang bilang sama gw, dia g pernah bisa ngmong sama lo, karena dia grogi. nerves gituh"
" hahahaha... ada- ada aja" jawabku singkat. sambil berfikir-fikir kenapa jika dia mnyukaiku, dia malah menghindariku. aneh bukan?

" lo suka g sama dia?" teman wanitaku itu bertanya sambil mengadukan bahunya pada bahuku dan tersenyum menggodaku

" ga tuh, dia ga keren. lagian, suka kok malah takut ama orang yg disukai? gw rasa dia bukan suka ama gw" aku lagi lagi hanya menjawab santai dan masih sibuk membuka-buka lembaran- lembaran buku yang sebenarnya tidak aku baca sama sekali

" udah gue bilang, bukan.. dia g takut ama lo, dia cuma nerves. beda lah, takut ama grogi. gimana sih lo" nadanya terlihat sedikit kesal padaku. dan itu jadi obrolan terakhir tentang teman sekelasku yang namanya Andi itu. Di hari- hari berikutnya sampai menjelang perpisahan kelas, dia bahkan masih bersikap sama selama 1 tahun a.k.a 2 semester! aku jadi kesal padanya. jadi aku memutuskuan untuk menemuinya

" Andi, lo suka gue ya ternyata? lo g takut sama gue?" aku berkata sambil melipat ketua tanganku a.k.a besedekap, dan semua orang disana ternyata melihat kami berdua, lebih tepatnya melihatku yang mungkin mereka akan berkata nih orang pede amat yak? atau ih pede banget sih? ihg, dasar g punya hati. ih, blagu amat! .
karena jika aku jadi mereka saat itu , aku akan mengatakan itu pada orang yang kulihat seperti aku saat itu, hahaha

" engga, kok" dia bahkan tidak bergeming atau menoleh padaku dan langsung berlalu begitu saja.

ada-ada saja.. padahal beberapa kali aku melihatnya melihatiku secara diam-diam. dasar cinta monyet gaje masa SD. hehe..