Kamis, 05 September 2013

Cinta Monyet Si Anggrek


KATANYA “ Sesak!”

Kami menjalani aktifitas seperti biasa, menanggapi orang-orang yang menggoda kami. Haha Dan saling memanasi.
Kau tau, dia pernah menyukai salah satu temanku. Tapi kemudian dia ditolak, singkatnya banyak orang mengira kami jadian, apalagi kami tetap pulang bersama setiap pulang sekolah..
Ya.. dia geng ku. Aku banyak mendapat laporan dari teman sekelasnya, bukunya penuh dengan nama dan puisi untukku. Aku pun menulis puisi untuknya tapi lupa seperti apa.
Entahlah.. aku hanya merasa bahagia saat itu menjadi rahasiaku, tapi aku mulai merasa cemburu saat orang lain tau jika aku suka padany dan jantungku berdetak jika aku bertemu dengannya saat dia tau aku punya rasa padanya.
Hey, luar biasanya, kami biasa saja.. hanya teman-teman yang gregetan. Mereka memaksanya untuk mengatakan apa rasanya kepadaku dan dia hanya menjawab sesak.
Kau tau, kami mengalami debaran yang sama, tapi tidak dalam waktu yang bersamaan. Moment terakhir adalah saat turun gunung. Semua sahabatku tahu dia akan menyatakannya padaku, sehingga mereka meninggalkan kami berdua dibelakang. Tetap menuruni gunung itu bersamanya, taaapi diaaa hanya diam dan pucat, sedang aku tidak merasakan apapun. Dan dia tidak mengatakan apapun. Pengakuannya pada semua temanku   bahwa dia berdebar hingga tak mampu berkata.
Semua memberikan selamat dan ucapan salut padaku karena bisa membuatnya jadi begitu.
Hey! Kau tau mengapa aku tak lagi merasakan  apapun saat turun gunung? Kenapa dia sesak ketika diawal?  Karena aku sudah rela dan terima atas perasaan yang membuatnya sesak “ cinta Eva dan sayang Anggun sbg sahabat” walau Eva menolaknya dan mungkin dia pernah berfikir aku ada dihatinya, tapi aku memutuskan untuk tidak. Berakhir disana.
Kemudian kutemui Eva, hey.. kau tahu sebenarnya Eva juga suka padanya. Waktu itu hanya mis-comm. Aku membantu mereka bersama. Kau tau apa yang dia lakukan? Dia menungguku SMA di Bandar Lampung untuk jadian. Orang-orang heran kenapa dia tidak pacaran padahal banyak  yang suka padanya, karena dia menungguku.
Ya, dia menungguku untuk pergi hingga dia tidak membuatku sakit hati karena ia cinta Eva dan sayang Anggun. Mulai sejak itu, aku berjanji tak akan menyukai sahabatku lagi.
Sampai saat ini, dia masih menyimpan semua memori bahkan lembran-lembaran puisi, dan aku melupakan semuanya! Jelas..dia mengenang bahwa dia dicintai..sedang aku?? Aku sakit, hingga rasa rasa takut mencintai itu cukup lama dirasa. Dan aku pun tak pernah lagi berdebar. Bahkan pada Beri yang jelas menginginkanku, pada orang-orang yang aku sering celotehkan padamu juga, apalagi pada orang yang sering menjadi rujukanmu padaku itu..yang bahkan tidak terjadi apapun dan aku tidak mendapatkan apapun .. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar