KATANYA “
Sesak!”
Kami menjalani
aktifitas seperti biasa, menanggapi orang-orang yang menggoda kami. Haha Dan
saling memanasi.
Kau tau, dia
pernah menyukai salah satu temanku. Tapi kemudian dia ditolak, singkatnya
banyak orang mengira kami jadian, apalagi kami tetap pulang bersama setiap
pulang sekolah..
Ya.. dia geng
ku. Aku banyak mendapat laporan dari teman sekelasnya, bukunya penuh dengan
nama dan puisi untukku. Aku pun menulis puisi untuknya tapi lupa seperti apa.
Entahlah.. aku
hanya merasa bahagia saat itu menjadi rahasiaku, tapi aku mulai merasa cemburu
saat orang lain tau jika aku suka padany dan jantungku berdetak jika aku
bertemu dengannya saat dia tau aku punya rasa padanya.
Hey, luar
biasanya, kami biasa saja.. hanya teman-teman yang gregetan. Mereka memaksanya
untuk mengatakan apa rasanya kepadaku dan dia hanya menjawab sesak.
Kau tau, kami
mengalami debaran yang sama, tapi tidak dalam waktu yang bersamaan. Moment
terakhir adalah saat turun gunung. Semua sahabatku tahu dia akan menyatakannya
padaku, sehingga mereka meninggalkan kami berdua dibelakang. Tetap menuruni
gunung itu bersamanya, taaapi diaaa hanya diam dan pucat, sedang aku tidak
merasakan apapun. Dan dia tidak mengatakan apapun. Pengakuannya pada semua
temanku bahwa dia berdebar hingga tak
mampu berkata.
Semua memberikan
selamat dan ucapan salut padaku karena bisa membuatnya jadi begitu.
Hey! Kau tau
mengapa aku tak lagi merasakan apapun
saat turun gunung? Kenapa dia sesak ketika diawal? Karena aku sudah rela dan terima atas
perasaan yang membuatnya sesak “ cinta Eva dan sayang Anggun sbg sahabat”
walau Eva menolaknya dan mungkin dia pernah berfikir aku ada dihatinya, tapi
aku memutuskan untuk tidak. Berakhir disana.
Kemudian kutemui
Eva, hey.. kau tahu sebenarnya Eva juga suka padanya. Waktu itu hanya mis-comm.
Aku membantu mereka bersama. Kau tau apa yang dia lakukan? Dia menungguku SMA
di Bandar Lampung untuk jadian. Orang-orang heran kenapa dia tidak pacaran
padahal banyak yang suka padanya, karena
dia menungguku.
Ya, dia
menungguku untuk pergi hingga dia tidak membuatku sakit hati karena ia cinta
Eva dan sayang Anggun. Mulai sejak itu, aku berjanji tak akan menyukai
sahabatku lagi.
Sampai saat ini,
dia masih menyimpan semua memori bahkan lembran-lembaran puisi, dan aku
melupakan semuanya! Jelas..dia mengenang bahwa dia dicintai..sedang aku?? Aku
sakit, hingga rasa rasa takut mencintai itu cukup lama dirasa. Dan aku pun tak
pernah lagi berdebar. Bahkan pada Beri yang jelas menginginkanku, pada
orang-orang yang aku sering celotehkan padamu juga, apalagi pada orang yang
sering menjadi rujukanmu padaku itu..yang bahkan tidak terjadi apapun dan aku
tidak mendapatkan apapun .. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar